Saat ini, katakanlah
perjalanan 2010-2020, bermacam-macam kegiatan manusia tidak bisa terlepas dari
mesin, Gadjet, dan fasilitas canggih Internet. Orang jaman dulu (jadul) terbiasa pergi ke
sawah, ke kebun, ke sekolah, ke kantor atau ke tempat kerja lain banyak yang
berjalan kaki atau bersepeda. Dipagi buta, saat udara sejuk berhembus, alam
yang segar, samping kanan dan kiri jalan banyak ditumbuhi pepohonan, dan
ditengah kicauan burung pagi mereka berjalan beriringan. Tanpa disadari dengan
berjalan kaki atau bersepeda sebetulnya itu sangat baik sekali untuk kesehatan
tubuh, karena paru-paru akan mendapat oksigen segar, memperlancar detak
jantung, memompa darah lebih kuat, memperlancar aliran darah, urat-urat syaraf
kaki menjadi aktif dan otak pun menjadi segar. Namun kini kebiasaan yang baik
itu sudah banyak ditinggalkan. Orang kini terbiasa dengan sepeda motor atau dengan
mobil. Hampir setiap rumah, setiap keluarga sekarang memiliki sepeda motor.
Meskipun jarak yang ditempuh hanya beberapa meter saja mereka lebih memilih
memakai sepeda motor. Atau biar terlihat lebih wahh, mereka ke sekolah membawa
mobil pribadinya, padahal jarak rumah dan sekolahnya tidak sampai 1 KM. Sebagian
orang memakai sepeda motor karena “Urgent” Namun sebagian yang lain memakai
sepeda motor karena “Gengsi”. Ada cerita Seorang anak SMA memaksa kedua orang
tuanya untuk membelikannya sepeda motor, ia gengsi karena semua teman-teman
dikelasnya pergi ke sekolah memakai sepeda motor, kalau tidak ada sepeda motor
dia nangis, ngamuk, marah-marah dan tidak mau berangkat sekolah. Akhirnya orangtua
mengalah, dengan uang 2-3 juta saja mereka sudah bisa memperoleh sepeda motor
baru dengan pembelian cicilan sitem kredit dalam jangka waktu tertentu. yang
banyak memberi keuntungan pada rentenir, dengan harga yang lebih besar, hampir mencapai
2x lipat dari harga sebenarnya. Akhirnya sang anak memperoleh sepeda motor
baru. Dan walhasil, lihatlah di sekolah-sekolah sekarang ini, “SEKOLAH LEBIH
MIRIP TERLIHAT SEBAGAI TEMPAT PARKIR”.
Memang
dengan sepeda motor atau mobil, waktu perjalanan semakin cepat dibanding berjalan
kaki atau bersepeda sehingga efektifitas
kerja semakin baik. Namun tidak kita sadari berbagai macam masalah pun muncul
darinya, ada masalah kemacetan dijalan (masalah crusial no wahid di Jakarta),
kecelakaan semakin tinggi akibat padatnya kendaraan (coba saja anda saksikan
dikota-kota besar atau anda melihat berita televise yang memuat acara “Mudik
Lebaran” isinya banyak dihiasi kemacetan
dan kecelakaan. Dan bahkan sampai muncul komunitas “Geng Motor” dan “Curanmor” yang
meresahkan hidup masyarakat.
Orang jaman dulu (jadul) pergi
bersilaturahim, ingin mengobrol dengan sanak family yang jauh, berbagi kabar
berita dengan surat menggunakan jasa kantor pos, atau mereka pergi langsung
berkunjung kerumahnya, mereka biasa bertemu membawa makanan atau oleh-oleh,
main-main, ngobrol-ngobrol, ngopi-ngopi, membawa serta anaknya, sehingga
tercipta kehangatan dan keharmonisan antar saudara, kerabat atau sanak
familinya. Adik berkunjung pada kakak, berkunjung ke tempat paman atau bibi
atau kakek atau kerumah saudara sepupu
dan lain sebagainya. Namun orang kini lebih suka menggunakan Handphone, SMS
atau telfon saja mungkin sudah cukup. Dengan handphone atau gadjet lainnya
mereka lebih cepat bertukar informasi. Dengan teknologi 3G Mereka bisa
berbicara, mengobrol sekaligus menatap mukanya dari tempat yang jauh. Bahkan Handphone saat ini tidak hanya Untuk
sms atau telfon atau ngobrol tapi bisa juga untuk keperluan lain seperti transfer uang, beli pulsa,
membayar tagihan telpon, tagihan PLN, belanja tiket pesawat dll. Namun tanpa
disadari pula, orang kini banyak terlena dengan gadjetnya, orang kemana-mana membawa gadjetnya. Pria,
wanita, Dewasa, Remaja bahkan anak-anak SD dan anak-anak TK sekalipun memiliki
gadjet di saku bajunya. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran dan masalah baru. Anak-anak
SD atau anak TK sebetulnya tidak terlalu urgent dengan HP atau Gadjet, toh
mereka belum ada relasi yang cukup luas, atau bukan orang bisnis atau orang
penting yang dicari banyak orang. Sekolah mereka pun tidak terlalu jauh, kalau
hanya untuk minta dijemput pulang sekolah tidak perlu sms atau telpon, karena
toh waktu pulang sekolah jadwalnya sudah pasti. Coba kita saksikan anak-anak
itu, mereka membawa HP atau Gadjet, pasti mereka asyik dengan permainan atau
game yang ada di dalamnya, mereka bisa bertahan berjam-jam dengan gamenya, Respon
mereka pada orang tua mereka menjadi kurang, saat orang tua memanggil namanya,
atau saat bertanya, dia kurang begitu
respon karena perhatiannya asyik tertuju pada gamenya. Waktu belajar menjadi
kian sempit dan bahkan lupa atau terlupakan. Bahkan mungkin bisa seharian
bermain game tanpa belajar. Bagaimana dengan PR dan tugas-tugasnya? bagaimana
dengan kualitas berfikirnya? bagaimana dengan kecerdasan dan sikapnya? Bagaimana
dengan sopan santunnya? Dan bagaimana dengan masa depannya???
Saat ini,
orang lebih senang melakukan kegiatan ekonomi dari meja kerjanya (walaupun
tidak 100 %), mereka lebih memilih bisnis system online, fasilitas internet
yang murah dan mudah serta banyaknya informasi yang tersaji. Terlihat di
kampus-kampus, mahasiswa lebih senang berselancar didunia maya, lebih senang
bertanya kepada mbah “google” daripada membuka lembaran buku-buku yang ada di
perpustakaan. Namun dari sini banyak timbul budaya copy paste, karya dan
kreativitas berfikir menjadi berkurang. System berfikir analis, analogis, daya
nalar menjadi kurang terasah karena seringnya melakukan copas. Orang bisa
bertahan sampai berjam-jam didepan computer untuk berselancar didunia maya,
entah itu bisnis, belajar, mencari berita Koran online atau untuk hiburan membuka
twitteran, atau facebookan. Orang menjadi lupa waktu, siang dan malam menjadi
tidak ada bedanya, karena mereka selalu berada didalam ruangan yang tertutup. Makan
menjadi tidak teratur, jam tidur menjadi tidak teratur, terlalu lama duduk,
kurang berolah raga dan Akhirnya menjadi gaya hidup yang kurang sehat dan
menimbulkan banyak penyakit.