Pesatnya perkembangan pemahaman mengenai teori kecerdasan pada masa kini telah merubah anggapan bahwa teori kecerdasan rasional yang biasa disebut dengan intelligence quotient (IQ). Saat ini IQ bukan lagi satu-satunya prediktor kecerdasan seseorang (Agus E, 2005). Dewasa ini telah dikenal bermacam teori kecerdasan, seperti teori kecerdasan Emosional (Emotional intelligence ), kecerdasan spiritual ( spiritual intelligence ), kecerdasan kesuksesan ( successfully intelligence ), kecerdasan majemuk (multiple intelligence ), dan teori adversity quotient.
Teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence ) yang telah dicetuskan oleh Howard gardner pada tahun 1983 merupakan salah satu perkembangan penting dalam dunia pendidikan dewasa ini. Teori kecerdasan ini merupakan validasi tertinggi anggapan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaian teori multiple intelligence dalam dunia pendidikan sangat bergantung pada pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara orang belajar. Disamping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing ( Julia J, 2001 ).
Belajar merupakan upaya peningkatan diri atau perubahan diri melalui berbagai proses dan latihan dan bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara kebetulan ( Mulyati, 2005:5 ). Kebiasaan belajar yang baik tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Akan tetapi perlu dikembangkan secara bertahap. Kebiasaan belajar yang baik pada intinya adalah adanya rencana kegiatan belajar yang jelas dan adanya disiplin diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu. ( Sumadi S, 1983:63 ).
0 comments:
Post a Comment