Friday, October 29, 2010














Ha ha ha,, rame rame dalam satu album, diurut dari kiri atas ke kanan,,Neng geulis-mang ujang, deni sabilah disawah, teh eneng, abi, Yuda pinter, Mansur, Bang toyyib-sabilah, duet evi-neng geulis, keluarga a abib- evi, teh ucun, a abib, deni-, a jajang, Neng geulis Dede akmal, deni, Umi, pak Ustadz (Mang manang), Keluarga A jajang –teh nung-neng geulis,-,. Teh ucun, teh tita, trio neng geulis bilah, deni. Truz nah ni foto terbaik fotoku sama umi, Aabib lg nglamun, A aep lg seriuz, yang berbahagia br nikah the ai n a Mahmud, neg geulis deui, A jajang the nung neng geulis, marco Kyu, mb uut n sabilah, wah ini foto abi umi,, truz the nung,, the tita-yuda a aep n terakhir pojok kanan paling bawah mirip pak dalang yang paling ganteng sendiri sibungsu komarudin. jadi pada lucu mukanya, mulai dari serius, sampai cengar cengir lengkap jadi satu. moga kelargaku tetap rukun selamanya aamiin.


INDUSTRI PUPUK NON UREA









OLEH:


KOMARUDIN 07307141013

SUNU PANJI UTAMA 07307141045

CASDIK IMAN 07307141050







BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar belakang



Tanah sangat penting artinya bagi usaha pertanian karena kehidupan dan segala makhluk hidup di dunia sangat memerlukan tanah. Di dalam tanah memang sudah tersedia makanan secara alamiah. Namun, karena alasan alamiah yang sama, tidak semua tanah menyediakan makanan yang cukup untuk tanaman. Oleh karena itu, tanah yang tidak menyediakan makanan perlu dibantu dengan menambah kadar makanan di dalam tanah. Makanan tambahan ini sering disebut pupuk, sedangkan penambahan makanan tersebut disebut pemupukan.

Pupuk sebagai salah satu komponen penunjang pada sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting bagi peningkatan usahatani di Indonesia, hal ini karena petani telah menyadari peran pupuk pada hasil pertanian. Kebutuhan akan produksi pertanian yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, mengakibatkan kebutuhan akan pupuk juga semakin meningkat. Kebutuhan akan pupuk yang sangat besar, membuat para produsen pupuk harus berproduksi secara optimal dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

B. Tujuan pendirian pabrik



1. Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk di tingkat Nasional maupun Regional

2. Memproduksi, memasarkan pupuk dan produk agrobisnis dengan memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh

BAB II

PRARANCANGAN PABRIK



A. Teori

1. Pengertian Pupuk

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis. Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanahharus subur, yaitu memiliki sifat fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta ketersedian unsur- unsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah. Seperti makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik. Nutrisi organik diperoleh melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi anorganik semuanya diperoleh melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat terlarut berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar. Tumbuhan memiliki zat-zat penyusun yang sangat penting bagi kelangsungan hidupnya. Zat tersebut terdiri atas:

1. Unsur-unsur esensial, yaitu unsur-unsur yang mutlak diperlukan oleh segala macam tumbuhan (16 unsur). Unsur- unsur ini disebut unsur hara makro dan mikro. Unsur-unsur makro (diperlukan dalam jumlah banyak) yaitu C, H O, N, P, K, Ca, Mg dan S. Sedangkan unsur-unsur mikro (zat hara tambahan) yaitu Fe, Mn, Cu, Mo, Co, Zn, dan B.

2. Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Antara lain Na, Cl, Al, Si. Pemakaian pupuk bertujuan untuk menambahkan unsur-unsur yang diperlukan bagi tumbuhan untuk dapat tumbuh subur.

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya.

1. Berdasarkan asalnya dibedakan :

a. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P.

b. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya: TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia.

2. Berdasarkan senyawanya dibedakan :

a. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [Ca3(PO4)2].

b. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

3. Berdasarkan fasa-nya dibedakan :

a. Padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut dalam air sampai yang sukar larut.

b. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air, Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat diinjeksikan lewat tanah.

4. Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

a. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada permukaan daun.

b. Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

5. Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

a. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya: Za dan Urea.

b. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

6. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

a. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (meskipun juga mengandung Ca).

b. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contoh: NPK, amophoska, dan nitrophoska.

2. Pupuk Guano

Kotoran kelelawar yang sering disebut guano, ternyata menyimpan potensi besar sebagai pupuk organik. Salah satu penelitian yang mampu membuktikan kegunaan guano sebagai bahan dasar pupuk organik adalah penelitian Universitas Cornell di New York-Amerika Serikat. Perbandingan nutrient pada beberapa hewan dapat dilihat tabel 2.1 dibawah ini.




Dari tabel 2.1 diatas tersebut dapat dilihat bahwa guano memiliki tingkat nitrogen terbesar setelah kotoran merpati. Namun, menduduki urutan pertama dalam bagian kadar unsur fosfat dan menduduki urutan ketiga terbesar bersama kotoran sapi perah dalam kadar kalium. Dari keterangan tersebut guano kelelawar mengandung paling banyak fosfat. Fosfat merupakan bahan utama penyusun pupuk selain nitrogen dan Potasium. Guano juga mengandung unsur mikro seperti magnesium oksida (MgO) dan kalsium oksida (CaO) yang dibutuhkan tanaman. Tidak seperti pupuk kimia buatan, guano tidak mengandung zat pengisi. Guano tertahan lebih lama dalam jaringan tanah, meningkatkan produktivitas tanah dan menyediakan makanan bagi tanaman lebih lama dari pada pupuk kimia buatan.

a. Pembagian Pupuk Guano

Pembagian pupuk guano dapat dibedakan atas sifat kelarutannya dalam air dan asam sitrat serta berdasarkan umur endapan guano.

1). Menurut sifat kelarutannya dalam air dan asam sitrat, guano digolongkan atas 2 golongan, yaitu :

a) Guano Non Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang tidak larut dalam air maupun dalam asam sitrat

b) Guano Available Phospate, dimana posfat merupakan senyawa yang larut dalam air ataupun asam sitrat.

2). Berdasarkan umur endapan guano dapat dibagi tiga jenis, yaitu :

a) Endapan guano baru, banyak mengandung senyawa organik berupa butiran berwarna hitam

b) Endapan guano sedang, endapan yang sedang mengalami proses demineralisasi, berupa butiran berwarna kuning kehitaman atau coklat

c) Endapan guano tua, endapan yang sudah mengalami proses demineralisasi, kadar posfatnya relatip lebih tinggi, berupa gumpalan yang kekerasannya bervariasi dari 2 sampai 4 menurut skala Mohs, berwarna kuning atau putih (Sianturi,dkk.1977).

b. Sumber Penghasil Pupuk Guano

Gua merupakan salah satu habitat tempat tinggal sebagian besar jenis kelelawar. Indonesia sangat kaya akan gua, di Jawa dan Bali terdapat sekitar 1000 buah, dan 200 buah diantaranya telah dipetakan. Misalnya di Daerah Pamarican dan Padaherang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, endapan posfat yang ditemukan termasuk ke dalam endapan posfat guano. Potensi endapan posfat guano di daerah Padaherang belum bisa diperhitungkan secara matematis karena sebarannya yang tidak merata dan kurangnya data tentang bentuk endapannya. Diperkirakan cadangan fosfat guano di daerah ini kurang lebih 35.000 ton. Sedangkan potensi endapan guano di daerah Pamarican dapat diperhitungkan secara matematis. Metode yang digunakan yakni Metode Penampang (Cross Section). Cadangan endapan posfat guano di lokasi Goa Bandung; berdasarkan data eksplorasi sebesar 25.186,901 ton, Sedangkan berdasarkan data realisasi penambangan sebesar 20.423,979 ton.

c. Kandungan Utama dan Kandungan Tambahan Pupuk Guano

1) Kandungan Utama Pupuk Guano

Adapun kandungan – kandungan utama dalam pupuk guano yaitu :

a). Posfat (P)

Posfat merupakan bahan utama penyusun pupuk. Posfat berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan pada tanaman Besarnya kandungan posfat guano (basis kering) dapat mencapai lebih dari 40 % dihitung sebagai P2O5

b). Nitrogen (N)

Kandungan nitrogen berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman yang cepat. Besarnya kandungan nitrogen dalam guano berkisar antara 0,10 – 2,0 % sebagai N dalam amonia dan nitrat.

c). Kalium (K)

Kalium berfungsi untuk merangsang kekuatan batang tanaman. Besarnya kandungan kalium dalam guano berkisar 0,1 – 7,0 % sebagai K2O

2) Kandungan Lainnya

Adapun kandungan-kandungan lain yang terdapat dalam guano adalah kandungan air sekitar 8 - 19 %; kalsium oksida (CaO) sekitar 2,03 %; magnesium oksida (MgO) sekitar 0,5 % , pasir kuarsa 1 % dan kandungan lainnya.

3) Kandungan Tambahan Pupuk Guano

Bahan – bahan tambahan dalam proses pengolahan pada pembuatan pupuk guano adalah sebagai berikut :

a). Belerang (S)

Kandungan sulfur (S) ditambahkan dalam bentuk unsur kedalam tanah yang berfungsi menyehatkan tanaman dan sebagian kecil diubah mikroba menjadi senyawa yang dapat diabsorbsi oleh tanaman. Belerang sebagai unsur (S) ditambahkan dalam proses produksi sehingga kadar belerang dalam produk sebesar 2 %.

b). Ammonium Sulphate (ZA)

Ammonium Sulphate (ZA) ditambahkan ke dalam pupuk guano untuk mencapai kandungan nitrogen yang diinginkan. Ammonium sulphate (ZA) dalam bentuk sebuk ditambahkan dalam proses produksi sebesar 0 – 24 %.

c). Asam Sulfat (H2SO4)

Asam sulfat ditambahkan kedalam guano untuk mengubah guano dari “non available phosphate” menjadi “guano available phosfate.” Asam sulfat (H2SO4) ditambahkan dalam proses produksi sebesar 0 – 50 %.

d). Amonia (NH3)

Amonia (NH3) dibutuhkan untuk menetralisasikan kelebihan asam sulfat dalam proses. Hasil netralisasi adalah ammonium sulfat yang merupakan bagian daripada produk akhir.

4) Reaksi Kimia pada Pupuk Guano

Reaksi – reaksi kimia yang terjadi pada saat mengubah pupuk guano menjadi pupuk superfosfat adalah sebagai berikut (Jacob,1953) :

NH3 + H3PO4 NH4H2PO4 + panas

NH3 + CaH4(PO4)2 → NH4H2PO4 + CaHPO4 + panas

2NH3 + 2CaHPO4 + CaSO4 → Ca3(PO4)2 + (NH4)2SO4

B. Proses Produksi

1. Deskripsi Proses

Adapun tahapan proses pengolahan pupuk guano adalah sebagai berikut :

a) Pengeringan dan Pemisahan Kotoran Bahan Baku

Guano yang diperoleh dari penambangan di gua mempunyai bentuk batuan (guano phosphate rock) yang mengandung air dan kotoran berupa pasir (Sianturi,dkk.1977) sehingga diperlukan proses pengeringan. Pengeringan dilakukan di dalam truck drier (TD) dengan menggunakan bahan pengering udara panas yang bertemperatur 240 oC. Udara pengering ini dihasilkan oleh brander (BR) didalam satu unit hot chamber (HC). Agar pengeringan dapat berlangsung dengan lebih cepat, batuan guano ini lebih dahulu dipecah – pecahkan secara manual sehingga berukuran diameter 1,5 – 2 inchi. Kadar air dalam bahan baku keluar dari ruangan pengeringan sebesar 4 - 5 %.

Untuk memisahkan kandungan pasir, bahan baku yang telah kering ini diangkut ke Penggiling roller mill (FR) dengan bucket elevator (BE). Pemisahan antara pasir dan bahan baku dilakukan berdasarkan perbedaan diameter yang dapat dihasilkan oleh operasi penggilingan pada roller mill (FR) dengan mengatur jarak antara roll penggiling sedemikian rupa sehingga praktis pasir – pasir tidak turut tergiling Campuran tepung guano dan pasir yang keluar dari roller mill (FR) kemudian diayak dengan vibrating screen (SS). Pada ayakan ini, pasir sebagai “over-size” terpisah dari tepung guano.

Untuk memisahkan tepung yang lebih halus dengan yang masih kasar, dilakukan pemisahan pada air separator (AS-101). Tepung amonium sulfat yang dihasilkan oleh roller mill (FR-102) juga dimasukkan kedalam air separator (AS-101) untuk mendapatkan pencampuran yang lebih homogen antara tepung halus guano dan tepung amonium sulfat. Campuran tepung yang lebih kasar digiling kembali pada roller mill (FR) dan di recycle ke air separator (AS).

b) Pencampuran dan Solidifikasi

Senyawa posfat dalam tepung guano direaksikan dengan asam sulfat 98 % yang disediakan oleh dilution tank (DTT). Reaksi dekomposisi ini akan mengubah “non available posfat” menjadi “available phosfat”. Agar reaksi terjadi dengan lebih sempurna perlu diadakan pencampuran yang lebih homogen antara tepung dengan larutan sulfat pada screw mixer (SM).

Screw mixer (SM) ini merupakan suatu talang terbuka yang dilapis dengan logam timbal dan sebagai pengaduk dipasang plat screw (screw – type mixer). Kedalam screw mixer (SM) ini juga ditambahkan tepung belerang

Untuk menyempurnakan reaksi dekomposisi diatas hasil campuran berupa pulp keluar dari screw mixer (SM) dimasukkan kedalam tangki Den (Den). Reaksi tersebut berjalan dengan perlahan – lahan dan eksotermis. Selain konsentrasi reaktor, kesempurnaan reaksi sangat dipengaruhi oleh temperatur. Temperatur yang optimal adalah 110 oC (Sianturi,dkk.1977). Oleh karena itu perlu dilakukan pembuangan panas reaksi yang timbul sampai temperatur optimal tersebut tercapai.

Tangki Den dapat berputar diatas roller dan dilengkapi dengan scrapper, sekat (partition) dan saluran pengeluaran (discharge tube). Kecepatan putar 1,5 – 2 rph.

Hasil reaksi diatas berupa padatan (yang telah bercampur dengan senyawa N dan S) dan dikeluarkan dari Den dalam bentuk tepung. Penepungan ini dilakukan oleh scrapper yang berputar berlawanan dengan putaran Den.

c) Pembutiran dan Pengantongan

Hasil dari Den dimasukkan ke granulator trommel (G) untuk dijadikan butiran. Pembutiran dilakukan dengan menyemprotkan air kedalam curahan tepung didalam granulator. Granulator trommel ini terdiri dari suatu drum vertikal yang membentuk sudut 15o dengan bidang horizontal dan berputar pada sumbunya oleh sebuah motor listrik. Mutu butiran yang terbentuk sangat ditentukan oleh kecepatan putar dari granulator 2 – 3 rpm.

Butiran yang terbentuk akan berguling keluar dari granulator secara kontinu. Butiran ini ditampung oleh sebuah belt conveyor (BC) dan dibawa ke pengering rotary drier (RD). Media pengering yang digunakan adalah aliran udara panas secara counter current yang dihasilkan oleh hot chamber (HC). Temperatur rata – rata pengeringan adalah 100oC. Tepung halus yang terbawa oleh aliran udara pengering keluar dari rotary drier ditampung pada cyclone (FG) dan dikembalikan ke granulator trommel (G). Kadar air rata – rata keluar dari pengering adalah 1 %. Untuk mendapatkan ukuran butir yang agak homogen 5 – 10 mesh, butiran kering tersebut diayak pada trommel screen (TS) dan selanjutnya diangkut dengan bucket elevator ke bin untuk dibungkus atau dikantongkan. Pengantongan dilakukan secara manual dengan kapasitas tiap kantong 50 kg. Butiran yang lebih besar atau lebih kecil digiling kembali di roller mill (FR) dan dikembalikan ke granulator.

d) Diagram Pembuatan Pupuk Guano

e) Faktor – Faktor Penentu Pendirian Pabrik

Industri pabrik pupuk guano adalah industry yang sangat melekat di masyarakat kkarena pupuk merupakan salah satu factor penting dalam pertanian. Pemupukan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan hasil pertanian. Diantaranya factor-faktor yang mementukan pendirian pabrik yaitu:

1) Tersedianya tempat atau lokasi yang memadai

2) Melimpahnya bahan baku guano

3) Menciptakan lapangan pekerjaan dan memanfaatkan sumber daya manusia (tenaga yang memiliki keterampilan dan keahlian)

4) Permaintaan akan kebutuhan pupuk nasional

5) Menarik investor asing agar menanamkan modalnya

f) Sistem Organisasi ( bagan alir )


BAB III

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dalam pabrik pupuk yaitu pada pengawasan mutu bahan baku dan produk karyawan. Pengawasan mutu produk perlu dilakukan dalam rangka menungkatkan penjualan sebuah produk. Mutu atau kualitas produk pupuk guano sangat bergantung pada kualitas bahan baku yang dipergunakan disamping proses pengolahannya. Untuk menjaga kualitas produk pupuk perlu dilakukan uji di laboratorium dan uji komparatif di lapangan. Yang paling penting dari penetapan kualitas pupuk adalah kesesuaian unsur yang dikandung dengan jaminan yang tercantum dalam kemasan. Jika nilainya sama berarti kualitasnya tinggi. Semakin kecil di bawah nilai yang tercantum dalam kemasan, kualitasnya semakin jelek. Pupuk yang dibuat untuk tanaman tertentu perlu diuji dengan tanaman tertentu pula dan dibandingkan dengan standar pupuk. Pupuk yang baik juga ditentukan oleh keawetan pupuk selama penyimpanan. Pupuk yang berkualitas baik tidak mudah rusak bentuknya selama penyimpanan dalam gudang.

Kualitas suatu produk dapat didukung pula oleh karyawan-karyawan pabrik. Untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan dilakukan langkah sebagai berikut :

1. Memberikan pelatihan umum bagi staf mengenai mutu dan lingkungan.

2. Memberikan pelatihan khusus untuk tugas-tugas khusus. Misalnya pada bagian produksi, diberikan pelatihan tentang cara-cara produksi yang baik untuk mendapatkan produk yang bagus.

3. Memberikan pelatihan kesehatan dan keselamatan. Hal ini merupakan kewajiban yang diatur undang-undang dan pengabaiannya akan mempengaruhi kondisi kerja karyawan dari pada para manager.

4. Memberikan bonus-bonus karyawan yang rajin untuk memberikan semangat untuk karyawan itu sendiri.

5. Sekali-kali memberikan waktu untuk rekreasi bagi karyawan.

.

BAB IV

KESELAMATAN KERJAN DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

A. Badan K - 3 ( Keselamatan Kerja dan Kecelakaan)

Agar pelaksanaan K-3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat menciptakan kondisi yang aman dan kondusif, maka perlu dibentuk organisasi K-3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Badan K3 merupakan Komite Pelaksana K-3 yang mempunyai tugas untuk melaksanakan dan menjabarkan kebijakan K-3 perusahaan serta melakukan peningkatan-peningkatan K-3 di unit kerja yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu K-3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka tugas dapat secara kontinyu pada operasional perusahaan serta pelaksanaannya secara fingsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Disamping itu organisasi K-3 harus bertanggung jawab atas penerapan dan pengembangan K-3 di perusahaan kepada manajemen. Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan, organisasi K-3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dengan jumlah terbanyak dan Direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu di Direktorat Produksi. Pembentukan organisasi K-3 secara fungsional akan mempermudah koordinasi dan kontrol terhadap bahaya - bahaya yang mungkin timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruh kepada pimpinan dan karyawan di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan, kebakaran, dan insiden lainnya dapat dihindari.

Tugas - tugas Bagian Keselamatan K-3 :

a Secara administrative bertanggung jawab kepada Karo pemeriksaan dan keselamatan kerja.

b Menerapkan UU. No. 1 Tahun 1970 secara efektif di perusahaan.

c Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja aman dari bahaya.

d Melakukan pembinaan dan pelatihan K-3 kepada seluruh karyawan dan tenaga kerja yang ada

e Melakukan pengawasan K-3 di tempat kerja

B. Alat Pelindung Diri

1. Syarat-syarat pelindung diri adalah sebagai berikut :

a. Memiliki daya pencegahan dan memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya yang dihadapi oleh karyawan.

b. Konstruksi dan kemampuannya harus memenuhi standart yang berlaku.

c. Efisiensi, ringan dan nyaman dipakai.

d. Tidak mengganggu gerakan-gerakan yang diperlukan.

e. Tahan lama dan pemeliharaannya mudah.

2. Jenis alat pelindung diri:

a. Topi Keselamatan Untuk melindungi kepal terhadap benturan akibat tertimpa benda benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari pada kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. Digunakan selama jam kerja didaerah instalasi pabrik

b. Alat pelindung mata (eye goggle) digunakan untuk melindungi mata terhadap : Benda melayang (debu), Geram, Percikan bahan kimia, Cahaya yang menyilaukan. Digunakan di tempat-tempat berdebu, Mengerinda, memahat, mengebor, membubut, mengefrais. Dimana terdapat bahan atau dihandle bahan kimia yang berbahaya termasuk asam atau alkali dan ditempat Pengelasan.

c. Alat pelindung pernapasan

Untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang dapat membahayakan karyawan

1) Masker kain. Digunakan di tempat kerja dimana debu dengan ukuran lebih dari 10 micro.

2) Masker dengan filter untuk debu. Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu. Dan juga dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak 98%.

3) Masker dengan filter untuk debu dan gas. Digunakan untuk melindungi hidung dan mulut dari debu, acid gas, uap bahan organic, fumes, asap dan kabut. Dapat menyaring debu pada ukuran rata-rata 0,6 micro sebanyak 99,9% dan dapat menyaring gas/ uap/ fumes sampai 0,1 % volume atau 10 kali dari konsentrasi maksimum yang dijanjikan.

4) Masker gas dengan tabung penyaring. Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas / uap / fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja. Syarat-syarat pemakaian : - Dapat dipergunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%. - Digunakan bilamana kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian tabung penyaring (kontaminasi kurang dari 1%). - Dapat dipergunakan untuk penyelamatan korban. - Waktu pemakaian 30 menit

5) Masker gas dengan udara tekanan yang dibersihkan (supplied air respirator) Digunakan untuk melindungi mata, hidung, mulut dari gas, uap, fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Syarat-syarat pemakaian : Digunakan didaerah yang konsentrasi oksigennya rendah, kontaminasi gas/ uap / fumes yang tinggi dan dapat dipergunakan terus menerus sepanjang supply udara dari pabrik (plany air) tersedia.

6) Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan tangan (a hand operated blower) Digunakan melindingi mata, hidung, mulut dari gas/ uap/ fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan karyawan. Syarat-syarat pemakaian : Dapat digunakan didaerah yang kadar oksigennya kurang, kontaminasi gas/ uap/ fumes yang tinggi dan dapat digunakan terus menerus sepanjang blower diputar dimana pengambilan udara blower harus ditempat yang bersih dan bebas dari kontaminasi.

d. Pelindung muka (face shield).

Untuk melindungi muka dari muka sampai batas leher, yang terdiri dari :

1) Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya (warna kuning). Digunakandimana terhadap bahan asam atau alkali.

2) Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu).

3) Digunakan didaerah tempat kerja dimana pancaran panas dapat membahayakan karyawan.

4) Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan sinar infra merah

e. Pelindung telinga. Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Digunakan untuk :

1) Ear plug. Dipergunakan didaerah bising sampai dengan 95dB (decibel).

2) Ear muff. Dipergunakan didaerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 95 dB (decibel).

f. Kerudung kepala (hood). Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan bagian muka terhadap kotoran dan bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan karyawan.

g. Kerudung kepala dengan pelindung pernapasan.

Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali dari yang konsentrasi maksimum yang diijinkan.

h. Kerudung kepala anti asam atau alkali.

Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan bagianmuka dari percikan bahan kimia yang bersifat asam atau alkali.

i. Sarung tangan. Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya fisik kimia maupun listrik. j. Sepatu pengaman. Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan yang membahayakan karyawan di tempat kerja masing-masing.

j. Baju pelindung

Untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia yang berbahaya, baik asam maupun alkali.

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10563-Chapter1.pdf








Total Pageviews

Popular Posts