Wednesday, July 14, 2010



















Syukur alhamdulillah saya bisa merasakan masa - masa KKN masyarakat. Pihak LPM UNY menempatkan saya bersama -sama dengan sembilan teman saya di tim 05 berlokasi di dukuh kauman, desa wijirejo kec pandak kab bantul Yogyakarta. pagi, siang sore malam penuh dengan semangat kerja diselingi tawa dan canda. Walaupun kami brasal dari latar belakang yang berbeda akan tetapi kami harus berusaha menjadi satu keluarga. Saya hanya berharap kedepan akan selalu terjaga kebersamaan dan tidak timbul masalah diantara kami. Namun harus disadari pula walau terkadang telah berhati - hati selalu sdaja terjadi kesalahpahaman. Hilmi, Jaka, Eko, Chi -chi,Fitria, Heni Anin , Febi dan Wahyu semoga persahabatan kita tetap istiqomah,, Amiin. Program kami yang telah berjalan diantaranya adalah inventarisasi mesjid, pendampingan posyandu, nonton bareng piala dunia, Pendampingan penerimaan siswa baru dan MOS di MTs Al Falah Pandak, kerja bakti pembuatan jembatan kauman - Benyo atau kaben, pendampingan TPA, bimbel MAPEL dan program - program individu yang juga tengah berjalan. mudah - mudahan 2 bulan kedepan dapat berjalan dengan lancar, dan memberikan manfaat bagi warga masyarakat pedukuhan kauman khususnya.
tapi 2 bulan terlalu sebentar, ini sudah mau pulang,, otak atik bwt laporan sampe pedez matanya. biar cepat selesai n bs kerjain yg lain,, apa lg klo bkn proposal skripsi

teman2 KKN SAYA : Wa-Ja-H-Ma-Fi-A-He-E-F-I-,,,, Wahyu,Jaka,hILMI,,Marco, Fitria,Anin,Heni, Eko, Fepi,Rizki

ketika semua telah usai dan pikiran kita tidak tercurah pada sesuatu yang terdengar mengenyangkan, memuakkan dan ingin memuntahkannya. "proker" adalah alasan kenapa kita bertahan dan kenapa kita sering mengeluh. tapi dia juga berjasa menyatukan perbedaan kita. tawa, sedih, amarah, gelisah, dan jenuh. semua terasa "nano-nano". mungkin akan jadi pelajaran yang cukup mahal dalam hidup ini -meski untuk mengulangnya beribu kali kumohon jangan terulang lagi "keindahan" itu.-

di suatu hari kita bertemu, berkenalan masih dengan hati yang tak tentu tapi tetap satu tujuan. dan kita diperbudak oleh NILAI. momok yang menjijikkan lebih menjijikkan daripada sekedar lendir yang menggumpal kenyal tersangkut di selembar tisu bekas. namun lambat laun, majikan kita yang bernama NILAI mati suri, menghilang digantikan suasana menyenangkan di sebuah tempat beratap. kita. aku dan kalian berbeda tapi satu keluarga kecil yang manis, harmonis, romantis, melankolis, eksotis, striptis, erotis, tis tis tis..bersama dalam kondisi dan keadaan apapun membuat kita jauh lebih kebal dalam mengahadapi semua kerikil kehidupan.

aku mencoba mengenal kalian dari kacamataku sendiri. saudara satu atap dan sepenganggungan:

marco alias komarudin sang ketua yang berusus panjang (orang Jawa bilang usus e dowo)

sosok santri sunda yang taat pada agama, idaman para wanita sholehah. -bukan kulihat dari cara membaca al-fatihah yang sangat penjaaang ketika jadi imam tapi karena perilakunya yang mencerminkan seorang ustad muda. hahha..

darinya aku diajari mengaji, mungkin karena dia guru TPA, saya diperlakukannya seperti anak kecil. lucu memang, saya merasa kembali ke masa kanak ketika belajar mengaji, mengenakan pakain muslim. mengajariku membaca alif ba ta.. dalam hati, "sial, apa kaupikir orang tuaku tak pernah mengikutkanku ke TPA." hha.. tapi saya terus saja mengikuti alurnya, membiarkannya mengajariku membaca huruf Arab yang sudah tak asing kukenal sejak kecil meski jarang kubaca, apalagi kuamalkan. dan tiba-tiba dia bicara dengan dialeknya yang asing di telingaku, kurang lebih begini, "wah, ternyata kamu sudah lancar ya, cepat sekali bisa mengikuti."

kutimpali, lagi-lagi masih dalam hati, "tanpa kau beri tahu bacaan huruf-huruf itu pun aku juga paham, ingatanku tak terlalu buruk kalau hanya mengingat huruf-huruf itu." fyuhh .. tapi supaya dia bangga, saya biarkan saja celotehnya dan kutunjukkan ekspresi senang, seperti murid TK Masyitoh yang kuacungi jempol ketika dia berhasil menulis nama buah-buahan.

namun di balik semua itu, ternyata dia orang yang cukup sensitif. haha... "aku minta maaf sama kamu" dan "maaf, teman-teman malam ini saya tidak tidur di posko" hahhaaa..ingin rasanya saya tertawa setengah mati, tapi pada guratan wajahnya, tidak menunjukkan sedang main sandiwara atau sinetron Indonesia yang tak punya banyak sponsor.

dan kami semua tenang setelah tahu Marco tidur di Masjid Thoriqul-Huda dekat tempat kami tinggal.

Ia gemar juga tidur di sembarang tempat, semisal ketika rapat atau pengajian, sepertinya moment-moment demikian ia manfaatkan untuk tidur. mungkin karena guru sejarahnya pernah bilang padanya bahwa,"ketika mata tertutup telinga tetap terbuka" (mana bisa telinganya menutup) ???

Jaka yang tak mau dipanggil Joko adalah manusia bertubuh padat mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. selogannya tiada hari tanpa olahraga -entah olahraga di lapangan atau di ranjang katanya.- manusia berdisiplin tinggi ini terkadang lucu terkadang menakutkan. sering sekali melipat wajahnya bila sedang punya masalah. tapi tak jarang tertawa menggelegar dengan tiba-tiba. haha..

hobi sekali memelihara borok di kakinya, mungkin itu simbol dari "jagoan" karena dia satu-satunya mahasiswa FIK dan manusia bertubuh paling besar (termasuk perutnya) di posko. ups....tapi juga paling cepat tidur kalau sudah dalam peti merahnya alias sleepingbad. eh ada yang tertinggal, makannya banyaaaaaaaaaaaaakk. mungkin masih masa pertumbuhan. hhaha

Pepi si tukang "utek-utek". Hobi main rubik dan mengotak-atik komputer, gemar datang ke MTs Al-Falaah untuk berbagi ilmu TIKnya. mungkin dia ingin jadi guru.hehe.. Berkat hobinya, kami tak segan lagi menyuruhnya membuat logo ataupun sertifikat, dia juga menerima permak foto. pribadi yang sangat santaiiiiii tapi juga baik hati terbukti ketika saur ummm....mungkin lebih tepatnya imsa'. dia teriak dari luar kamar,"hei, telurnya mau diceplok atau dadar?" dan tanpa rasa sungkan seperti majikan kusahut teriakannya meski setengah sadar, "didadar aja, Pep" hahaa... dan ketika saya selesai membasuh wajah, sebutir telur ayam telah berubah menjadi selembar telur dadar di atas piring, membuatku ingin cepat-cepat menyantap -bukan kerna lapar tapi sudah imsa'- Paling tak suka makan di luar dan kerjanya mengeluh uang bensin kalau disuruh keluar. haha.. satu lagi, belum pernah saya lihat wajahnya berkerut kerna marah. hha.. paling-paling wajahnya sedikit "mbesengut" kalau bahas nomorisasi, hahaha... tapi saya sangat mendukungnya dalam hal ini, dia berani menghadapi Papi. "KKN tidak ada gunanya, hanya menghabiskan uang warga saja." kata-kata itu masih terngiang di telinga terdengar lucu, kucoba untuk tersinggung atau merasa bersalah, tapi sampai detik ini perasaan semacam itu tak muncul. sayang sekali kami bukan doraemon apalagi donatur.

Riski Prasetyo alias cici adalah seorang gadis Sulawesi yang lucu. hha.. tidak ada yg aneh dengan namanya tapi setelah tahu dia seorang perempuan, saya jadi tertawa. terlebih ketika Pak Dukuh menelponnya karena dianggap laki-laki. dengan PD-nya dia mengatakan, "siapa sih kamu? gak usah gangguin aku." hahhaha.. (ternyata nomor pak dukuh tak ia simpan) hihii... seorang yang sholehah ini sangat rajin dalam urusan dapur, benar-benar perempuan idaman para lelaki. hha... namun terkadang ia pelupa, suatu hari pernah CD-nya tertinggal di kamar mandi. hahhaha....masih hangat dalam ingatan saya CD itu berwarna pink dan ada sedikit gambar di bagian atasnya. hha.. awalnya saya tak tahu itu milik siapa, setelah seorang kawan lelaki menanyakan CD siapa yang tertinggal di kamar mandi, barulah wajahnya memerah merona kerna malu. hahahahaaa... serempak mata kami yang ada di ruangan itu menuduhnya.

Untung saja dia tidak kuliah di jurusan bahasa dan sastra Indonesia, pasti fonologinya mengulang. hahaa.. kalau bicara seperti kereta, kami yang mendengar butuh waktu untuk mencerna atau lebih tepat menebaknya bicara apa. dengan artikulasi yang tidak jelas dia tetap nerocos saja, tak menghiraukan kami yang menerka-nerka, " ngomong apa sih dia?" hahha

Ibu Suri a.k.a Eko Harry Saputra, entah kenapa bisa dijuluki Ibu Suri, mungkin kerna sikapnya yang perfeksionis dalam mengurus rumah selayak Ibu Suri dalam film-film jaman dahulu. setiap dapat jatah piket (kecuali bulan Ramadhan), di pagi buta sudah seperti ayam yang hendak bertelur. petok-petok tak karuan, semua dibangunkan kerna lantainya mau dipel.. (?) lebih-lebih bila saya dapat jatah piket bersamanya, oh rasanya tidurku tak tuntas. "Capcuzz cin! cuci piring.. Cap Cuzz cin! nyapu depan" huoooow...dengan mata yang masih terasa pedas kuayunkan kaki mencari sapu lidi atau menyalakan kran untuk cuci piring. namun terkadang bila raga masih sangat malas saya memilih untuk pura-pura tak mendengar petokannya dan kembali tidur. tapi banyak hal yang ngangenin pada dirinya, seperti makan di rumah pak Dukuh yang selalu mengambil piring kosong untuk tempat krupuk dan berbagi dengan saya, mulutnya yang selalu tak bisa diam menghujat orang tapi membuat kami selau tertawa. ketrampilan lain yang ia miliki adalah pandai memijat, tak jarang kami minta digilir untuk creambath. matanya selalu gatal bila melihat diantara kami yang memakai baju tak serasi. dia adalah fashion police Kauman dan sekitarnya.

terkadang dia bisa bersifat keibuan, begini ceritanya:

pada suatu malam pekat, kami berkumpul dalam satu atap dan tiba-tiba lampu wafat. kami terkejut sebentar lalu terdengar keluhan..tanpa dikomando Ibu Suri menceritakan dongeng di sebuah desa. cerita tentang seorang lelaki yang memiliki dua istri. hahahhaaa.. (mungkin saat ini hanya saya dan Eko yang tahu asal-usul dongeng itu) lalu kami dengan khusyu' mendengarkan dongeng itu dalam gelap sambil cekikikan, saking khusyu"nya pak ketua tertidur dan kami baru sadar setelah lampu nyala.haha..

Fitria adalah gadis keibuan berasal dari Klaten, belum pernah punya pacar tapi sering jatuh cinta. hihihi...ekhm..

wanita bertubuh mungil ini sangat peduli terhadap sesamanya, apalagi bila ada kawan yang jatuh sakit, ia tak pernah absen merawat. sungguh istri idaman "saudara kandung" -sebutan untuk kelompok KKN tetangga- hhaha..

polahnya yang sangat menggemaskan adalah ketika kamar mungil kami yang selalu RAPI (haha) tiba-tiba menjadi kapal pecah karena kebingungannya mencari sepasang kaos kaki kesayangan yang ternyata ia jemur di lantai atas. sungguh hal yang menjengkelkan sekaligus menggelikan.

Heni Mesum, gadis mesum yang hobi tungklik ini sering jatuh sakit. hampir setiap hari jiwanya sakit bila ada di posko kami. Herannya wajahnya kembali sumringah jika berada di posko kelompok lain. apalagi kalau ke pantai atau ke pasar malam. wajanya yang tampak lugu dan alim ternyata menipu. sikapnya sungguh binal dan idiot. suka sekali menari striptis dan memngabadikannya dalam sebuah video. pertama mengenalnya saya sangat merasa sungkan, melihat kostumnya yang brukut membuat saya lebih menjaga cara bicara. namun ketika semua obrolannya yang rada aneh dan tergolong tidak nyambung, saya merasa anak berketerbelakangan (hahha) tapi juga lucu. suatu ketika kami sedang ngobrol serius dalam satu kelompok, tiba-tiba tak dinyana Heni dengan lantang mengatakan, "Eh, besok Heri Panca datang ke Godean lho.." entah apa maksud dari kalimat itu. kami yang ada dalam ruangan itu mencoba mencernanya dengan mengerutkan dahi dan mata kami saling melempar tanda tanya. dalam keadaan bingung, Heni masih sempat mengatakan, "He e..Heri Panca datang lho." dan mulut kami pun sudah tak sanggup menahan bahak. hahhaa..konyol memang.

Wahyu Sayton makhluk kebapakan ini paling setia menemani Heni, kemanapun Heni pergi Wahyu tak pernah absen mendampingi. Selayak anak dengan baby sitter-nya. hahhaha murah senyum, suka melucu (biarpun garing) hahhaa... mantan preman ternyata, saya tahu dari suatu malam menanti saur kami saling bercerita di samping ibu suri yang tampak cantik tidur di pembaringannya, bersama fitria yang sedang sibuk ditelpon oleh Andy Malarangeng, dan Hilmi yang mencoba memejamkan mata di atas karpet, di balik selimut kumal yang entah sudah berapa abad tak dicuci.

malam yang panjang, betapa tidak, malam yang biasanya kami (maksud saya...aku dan ... aku saja) tidur nyenyak sambil merajut mimpi diganggu oleh jatah piket membeli lauk untuk sahur. tapi tak menyesal kerna waktu kami habiskan buat ngobrol sambil sesekali pengurus madrasah melongok ke dalam sambil terheran, "mengapa tak tidur-tidur..." wajah kami yang tak acuh tetap saja melanjutkan cerita kami masing-masing. Di balik wajahnya yang kebapakkan, ternyata menyimpan cerita-cerita konyol yang tak dinyana. hahaa...

Hilmi a.k.a muka bantal.. upsss... karpet..umm. atau lantai..karena seringnya tidur di atas lantai atau ya karpetlah kalau ada sedikit sisa alas buatnya. paling mudah tidur di sembarang tempat tapi paling mudah juga untuk dibangunkan, atau diusir lebih tepatnya. Pria ceking satu ini cukup lucu dan aneh. Suatu hari ketika kami sedang asik bercerita dan melumuri tangan serta kaki dengan lulur, dia tiba-tiba datang dan melepas pakaiannya dan tanpa ragu melumuri tubuhnya dengan lulur padahal ia baru saja selesai mandi. Rupanya ia ingin sekali lekas putih, supaya ibunya pangling mungkin.

oya, tak sengaja kudengar cerita dari seorang teman, karena tak dapat tempat buat tidur, ia merelakan tubuhnya yang kering keronta itu rebahan di atas lantai dapur. hahaha.. mengenaskan. sayang sekali tak ada yang mengabadikan adegan nelongso itu, termasuk mata saya.

seklumit potret tentang mereka tetap tak bisa mewakili senyum mereka dan rasa kebersamaan yang seutuhnya.

saya bangga mengenal kalian dan saya bangga pernah tersenyum diantara manusia-manusia aneh bin ambigu seperti kalian. terima kasih, Kawan.

maaf kalau saya sedikit hiperbola dalam merangkai kata. dan bila tak berkenan, itulah harapan saya. hahhaa..

sampai jumpa kawan.. eh ... jagan! saya tak mau mengulangi kisah itu di TEMPAT ITU!

mungkin ada baiknya usul salah satu kawan kita, "kita cari kontrakan saja." hha...

asal dari awal kita sudah sepakat mengontrak bukan numpang yang di akhir disuruh bayar. hahahhahaaa..

Sampai jumpa, Bung ... dan Nona-nona..


0 comments:

Total Pageviews

Popular Posts